Saat kita marah, dampak psikologi akan
langsung dirasakan jantung dan arteri. Emosi negatif seperti rasa marah
dan benci akan mengaktifkan respon “melawan atau lari” sehingga hormon
stres, termasuk adrenalin dan kortisol, akan membuat jantung berdetak
lebih keras. Demikian juga halnya dengan napas yang menjadi cepat dan
tekanan darah meningkat sebagai akibat pembuluh darah yang mengerut. “Kadar
adrenalin dan kortisol dalam kadar yang tinggi akan memberi efek racun
bagi jantung. Selain itu terlalu sering marah akan mempercepat proses
ateroklerosis atau penimbunan lemak di pembuluh darah,” kata Jerry
Kiffer, MA, peneliti bidang jantung dan otak dari Cleveland Clinic’s
Psychological Testing Center, AS.
Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena otak memompa terlalu cepat, pembuluh darah mengerut, dan tekanan darah naik. Selain itu, saat emosi sedang meledak-ledak, kadar glukosa dalam darah ikut naik dan lebih banyak titik lemak di pembuluh darah. Para ahli meyakini hal itu akan merusak dinding arteri.
Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena otak memompa terlalu cepat, pembuluh darah mengerut, dan tekanan darah naik. Selain itu, saat emosi sedang meledak-ledak, kadar glukosa dalam darah ikut naik dan lebih banyak titik lemak di pembuluh darah. Para ahli meyakini hal itu akan merusak dinding arteri.
Selain marah, faktor lain yang
mempercepat kerusakan jantung adalah kecemasan dan depresi. “Orang yang
sering marah cenderung memiliki emosi negatif yang kronik, semisal rasa
cemas dan depresi,” kata Kubzansky. Sebenarnya marah adalah reaksi
emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan
rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung
yang lebih merusak. Marah menyebabkan tercela. Marah dapat membinasakan
hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang
kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. marah dapat
mengubah fungsi organ tubuh.
Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan
berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat
kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai
perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah,
perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi
tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan
hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul.
Marah akan “mempercepat” kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang
akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli
kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal
itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. (……).
Emosi yang dikeluarkan saat meluapkan
kemarahan mampu mengurangi pengaruh negatif dari stres. Ketika marah,
aliran darah ke otak yang menciptakan perasaan positif akan meningkat.
Otak kiri berhubungan dengan perasaan positif. Area ini juga memicu
kedekatan yang dapat mendorong rasa bahagia. Sebaliknya otak kanan lebih
berkaitan dengan emosi negatif, seperti mendorong penolakan, rasa takut
dan kesedihan.
Artikel ini di ambil dari berbagai sumber berita, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar