Jumat, 01 Juni 2012

efek dari MARAH


Saat kita marah, dampak psikologi akan langsung dirasakan jantung dan arteri. Emosi negatif seperti rasa marah dan benci akan mengaktifkan respon “melawan atau lari” sehingga hormon stres, termasuk adrenalin dan kortisol, akan membuat jantung berdetak lebih keras. Demikian juga halnya dengan napas yang menjadi cepat dan tekanan darah meningkat sebagai akibat pembuluh darah yang mengerut. “Kadar adrenalin dan kortisol dalam kadar yang tinggi akan memberi efek racun bagi jantung. Selain itu terlalu sering marah akan mempercepat proses ateroklerosis atau penimbunan lemak di pembuluh darah,” kata Jerry Kiffer, MA, peneliti bidang jantung dan otak dari Cleveland Clinic’s Psychological Testing Center, AS.

Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena otak memompa terlalu cepat, pembuluh darah mengerut, dan tekanan darah naik. Selain itu, saat emosi sedang meledak-ledak, kadar glukosa dalam darah ikut naik dan lebih banyak titik lemak di pembuluh darah. Para ahli meyakini hal itu akan merusak dinding arteri. 
Selain marah, faktor lain yang mempercepat kerusakan jantung adalah kecemasan dan depresi. “Orang yang sering marah cenderung memiliki emosi negatif yang kronik, semisal rasa cemas dan depresi,” kata Kubzansky.    Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan  takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak. Marah menyebabkan tercela.  Marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. marah dapat mengubah fungsi organ tubuh.

 Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul. Marah akan “mempercepat” kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. (……).


Emosi yang dikeluarkan saat meluapkan kemarahan mampu mengurangi pengaruh negatif dari stres. Ketika marah, aliran darah ke otak yang menciptakan perasaan positif akan meningkat.
Otak kiri berhubungan dengan perasaan positif. Area ini juga memicu kedekatan yang dapat mendorong rasa bahagia. Sebaliknya otak kanan lebih berkaitan dengan emosi negatif, seperti mendorong penolakan, rasa takut dan kesedihan.
Artikel ini di ambil dari berbagai sumber berita, semoga bermanfaat.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar